Perbedaan pasar uang dan pasar modal
merupakan salah satu topik di bidang ekonomi yang cukup sering dibahas.
Namun, untuk memahaminya kita perlu membahas lebih jauh tentang
keduanya. Sebelum membahas perbedaan pasar uang dan pasar modal,
tentunya kita harus tahu dulu tentang pengertian kedua istilah tersebut.
Pasar uang atau money market adalah
kegiatan dimana ada terjadi permintaan dan penawaran dana-dana yang
terwujud dalam sekumpulan suran berharga yang memiliki jangka waktu
kurang dari setahun. Sedangkan pasar modal atau bursa efek adalah tempat
bertemunya antara pihak yang menawarkan dana dan pihak yang memerlukan
dana jangka panjang. Dana jangka panjang tersebut adalah obligasi,
saham, dan surat berharga lainnya.
Kita sudah mengetahui pengertian pasar
modal dan pasar uang, selanjutnya kita bisa membahas lebih jauh sehingga
kita lebih mengerti tentang perbedaan pasar uang dan pasar modal
tersebut.
Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal di Indonesia
Kalau Anda berharap ingin kaya hanya
dengan menabung, sebaiknya pikir dua kali dan mulailah berinvestasi.
Salah satu investasi yang biasa dicoba adalah dengan bermain di pasar
uang dan pasar modal. Nah, sebenarnya seperti apa mekanisme dan
keuntungannya berinvestasi di dua sektor ini? Apa saja perbedaan pasar
uang dan pasar modal?
Perbedaan pasar uang dan pasar modal
harus dipahami terlebih dahulu karena nantinya menentukan besaran modal
yang dikeluarkan berikut dengan resikonya.
Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal dalam TabelIndikator Pasar | Pasar Uang | Pasar Modal |
Jangka waktu | Jangka Pendek | Jangka Panjang |
Produk yang diperjualbelikan | 1. Sertifikat Bank Indonesia 2. Surat Berharga Pasar Uang 3. Deposito |
1. Saham 2. Obligasi 3. Reksadana |
Hasil (return) | Bunga | 1. Deviden 2. Capital Gain |
Pelaksana | Bank Indonesia | 1. Perusahaan Efek 2. Bursa Efek |
Peranan | Peranti Operasi Pasar Terbuka | Alternatif Pendanaan perusahaan dan Alternatif Investasi bagi pemilik modal |
1. Perbedaan dari Segi Pengelolaan dan Waktu
Pasar uang sebenarnya sebuah wadah
tempat bertemunya pemberi dana dan calon konsumen. Pertemuan ini
dilakukan baik secara langsung maupun dengan perantara. Penawaran surat
berharga pada pasar uang ini dilakukan dalam jangka pendek.
Sementara pasar modal merupakan pasar
yang memperjual-belikan surat berharga yang isinya berupa obligasi dan
equitas saham dan digunakan untuk jangka panjang.
2. Perbedaan dari Barang yang Diperjual-Belikan
Karena ini adalah pasar, maka tentu saja
ada barang yang diperjual belikan. Dalam pasar modal, intrumen yang
diperdagangkan berupa obligasi, saham dan surat berharga lainnya. Tentu
saja yang dipertemukan di sini adalah perusahaan pencari modal dan
investor (penanam modal).
Investor ini nantinya akan bertindak
seperti pembeli yang harus jeli dalam menjatuhkan pilihan. Dari pedagang
mana dan barang apa yang akan dibeli.
Sementara itu, instrumen yang digunakan
dalam pasar uang adalah SBPU (Surat Berharga Pasar Uang) yang biasanya
digunakan secara diskonto. Instrumen lainnya yang dipakai berupa SBI
(Sertifikat Bank Indonesia), Promissory Notes (kesanggupan membayar
utang piutang jangka pendek), deposito (instrumen yang dikeluarkan
bank), Treasurry Bills (intrumen yang dikeluarkan negara dalam jangka
waktu kurang dari setahun), commerical paper, call money dan banker’s
acceptance.
Intinya, pasar uang investasinya selalu bersifat jangka pendek dan pasar modal merupakan investasi jangka panjang.
3. Perbedaan dari Sisi Otoritas Tertinggi
Untuk pasar uang atau money market,
otoritas tertingginya adalah Bank Indonesia (BI). Sedangkan untuk pasar
modal atau bursa efek, otoritas tertingginya adalah Kementerian Keuangan
Republik Indonesia (Kemenkeu RI).
4. Perbedaan dari Sisi Tempat Transaksi
Di Indonesia, transaksi pasar modal
dilakukan di bursa efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Sedangkan untuk
pasar uang tidak ada transaksi khusus, dan proses transaksi dilakukan
dengan menggunakan alat komunikasi antar Bank.
5. Perbedaan dari Segi Resiko
Kalau berbicara resiko tentu saja ada
perbedaan pasar uang dan pasar modal. Pasar uang lebih banyak diminati
karena dianggap lebih minim resiko. Selain itu, pasar uang ini lebih
kecil modalnya. Bahkan Anda bisa menanamkan modal mulai dari Rp. 100.000
saja.
Keamanannya juga terjamin karena
dikelola oleh orang profesional. Jadi kalau Anda ingin mencoba reksadana
pasar uang tapi masih modal yang kecil jangan khawatir! Dana Anda
dikelola orang profesional. Sayangnya, investasi pasar uang seperti
reksadana hanya membatasi investasinya dengan jumlah tak lebih dari 10%.
Sementara pada pasar modal, ada banyak
sekali resiko yang mengintai. Contohnya saja saat Anda membeli saham.
Ada resiko loss, resiko bangkrut dan likuiditas. Pasar modal bersifat
fluktuatif sehingga sangat rentan terhadap kerugian.
Namun demikian, bagi pemodal kecil yang
ingin bermain kecil, Anda bisa ikut reksadana pasar modal yang
menggabungkan dana nasabah sehingga bisa membeli saham dan obligasi.
Tentu saja keuntungan dan kerugiannya ditanggung bersama.
Mana yang Lebih Menguntungkan, Pasar Uang atau Pasar Modal?
Kalau berbicara soal keuntungan dan
kerugian tentu saja ini tergantung dari perspektif Anda. Bila dananya
kecil, ingin untung besar dan minim resiko jelas tidak mungkin. Ini sama
saja Anda modal warung tapi ingin profit sebesar super market. Nah,
kalau ingin investasi aman dengan kondisi pasar yang stabil, pasar uang
mungkin sangat cocok. Kalau ingin untung besar, ya tinggal keluarkan
modal yang lebih besar.
Namun, bila Anda merupakan seorang yang adventurous, pasar
modal bisa jadi pilihan yang tepat. Asalkan Anda jeli dan paham betul
mekanisme pasar modal beserta resikonya. Prinsip yang dianut disini
adalah High Risk, High Return. Untungnya lebih besar dari pada pasar uang, namun setiap saat Anda harus bersiap untuk bangkrut dan kehilangan modal.
Baca juga: 7 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional di Berbagai Bidang
Satu tips sebelum menentukan kearah mana
berinvestasi adalah jangan pernah menaruh semua telur dalam satu
keranjang. Ini bahaya. Pecah uang Anda ke beberapa investasi sehingga
kalau satu rugi, satu investasi masih bisa diandalkan.
Di samping itu, jangan pernah gunakan uang dapur untuk berinvestasi di pasar modal. Istilah kerennya; Never invest the money that you cannot afford to lose. Semoga bermanfaat!
0 comments:
Post a Comment